Kerusuhan yang terjadi distadion kanjuruhan malang

Kerusuhan yang terjadi diStadion kanjuruhan malang
 Oktober 03,2022

                Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyatakan bahwa kerusuhan itu bermula ketika sekitar tiga ribu suporter turun ke lapangan pasca pertandingan. Mereka tidak puas dengan kekalahan tim kesayangannya di kandang sendiri."Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," kata Nico dalam konferensi pers minggu 1, Oktober 2022 kejadian itu pun telah terulang kembali akan kejadian
 Para suporter Arema fc itu disebut berupaya mencari pemain dan ofisial. Melihat kondisi itu, menurut Nico, petugas keamanan berupaya melakukan pencegahan agar para suporter tidak mengejar pemain dan ofisial.Aparat keamanan lantas melepaskan gas air mata untuk membubarkan para suporter. Menurut Nico, penembakan gas air mata dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan dinilai telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial."Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,".

                Nico menyatakan, dari 127 orang korban meninggal tersebut dua orang yaitu diantaranya merupakan anggota Polri. Selain korban jiwa, terdapat juga 14 unit kendaraan yang mengalami terjadi kerusakan, 10 diantaranya merupakan kendaraan Polri kami turut berduka cita atas meninggalnya salah satu koran di stadion Kanjuruhan pada malam saat itu semoga beliau tenang disisi Allah SWT.    Berawal dari beberapa penonton yang tidak menerima timnya kalah dan dipermalukan oleh tim lawan. Peluit panjang telah ditiupkan, tanda berakhir sudah pertandingan dengan tensi tinggi ini. Meskipun sempat menyusul, namun hasil akhir tetaplah mutlak. Kemenangan untuk Persebaya surabaya yang kala itu bertandang ke homebase Arema Fc. Meskipun membawa pulang kemenangan, hati dan pikiran mereka tidak bisa tenang dengan meihat kondisi psikis penonton tuan rumah yang tidak siap menerima kekalahan. Segera berlari dan mencari keamanan ketika pertandingan usai. Beberapa lemparan yang tujukan kepada pemain Persebaya untung saja tidak ada yang tepat sasaran dan melukai pemain maupun staff pelatih.

                 Berdasarkan keterangan dari Sanjoko, Aremania Bantur menuturkan, bahwa awalnya ada dua orang suporter Aremania yang ingin masuk kedalam lapangan guna berfoto dengan pemain. Mereka meminta kepada petugas agar dibukakan pintu pagar. Saat itu Sanjoko sudah mencoba untuk melarangnya, mengingat suasana masih tidak kondusif, karena banyak suporter yang melakukan pelemparan. Takutnya akan memicu suporter lainnya untuk masuk kelapangan juga.update terakhir jumlah korban dari Tragedi Kanjuruhan - Malang saat ini mencapai 448 orang. Jumlah tersebut terdiri dari korban meninggal dunia sebanyak 131 orang, luka berat 21 orang dan sisanya luka ringan sebanyak 203 orang. Jumlah tersebut telah di verifikasi dengan benar dan resmi. Jika sebelumnya ada yang menyatakan bahwa korban meninggal sampai 170-an orang. Hal tersebut dikarenakan terjadi pencatatan ganda. 

                 Bukti kronologis peristiwa berdarah dikanjuruhan malang versi polisi berdasarkan perilis yang beredar yang dikalangan media pada pukul 21:58 wib setelah pertandingan selesai, pemain dan ofisial persebaya surabaya dari lapangan masuk kedalam kamar ganti pemain dan dilempari oleh suporter aremania dari atas tribun dengan botol air mineral dan lain lain.Dengan adanya tragedi tersebut tentunya menimbukan keresahan masyarakat baik kepada pihak aremania yaitu supporter arema atau pihak aparat yang bertugas mengayomi bukan membunuh, bahkan kepada pihak federasi sepak bola Indonesia yang tidak benar dalam membangun sepak bola di negeri ini. Masyarakat resah karrena hal ini bukan hanya berdampak kepada satu club saja akan tetapi juga berimbas kepada tim nasional Indonesia yang pada tahun 2023 akan banyak diadakan event event besar berkancah internasional. 

                 Bila peristiwa Kanjuruhan berlalu begitu saja, itu artinya kita tidak sungguh-sungguh belajar dari kematian. Jika tidak ada evaluasi dan revolusi, itu sama saja kita sudah mati. Raga lalu lalang, tapi jiwa dan pikiran melayang Belajarlah dari Inggris tentang cara menjinakkan hooligan (suporter sepak bola yang anarkistis) dengan membuat sistem penjeraan. Pascatragedi di lapangan Heysel, Brussel, Belgia, Inggris berbenah. Tragedi saat suporter Liverpool (hooligan) merangsek ke tribune suporter Juventus (tifosi) itu terjadi pada final Piala Champions Eropa 1985. Sebanyak 39 orang meninggal, lebih dari 600 orang menjadi korban. Inggris lalu mendeklarasikan tidak ada tempat dan ruang bagi hooliganisme. Semua ditata. Ya, aparatnya, ya suporternya, ya federasinya, ya sistemnya. Siapa yang nekat menjadi hooligan, akan tercatat dalam metadata kenegaraan sebagai pembuat onar. Ia dilarang masuk stadion bertahun-tahun, bahkan bisa seumur hidup. Bahkan, saat klub yang ia dukung sedang bertanding, sang hooligan tidak boleh ada di kota yang sama dengan tempat klub itu berlaga. Ia harus mengungsi. Itulah penjeraan dengan sistem Itulah pelajaran. Hasilnya pun efektif Sejak tragedi Heysel, semua berbenah Kita mestinya sanggup mereplikasi cara itu agar tidak ada lagi yang meninggal dunia. Cukup sudah. Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat. Duka amat mendalam untuk tragedi Kanjuruhan.

                 Sejak dulu sampai sekarang meskipun ada jargon "edukasi suporter", tetap saja terulang lagi. Sepakbola sudah seperti media judi bagi suporter.Gak akan menang ya gak untung perilaku anarkis menjadi ciri khas masyarakat di Indonesia jika tidak puas akan sesuatu kerusuhan-kerusuhan seringkali terjadi dibeberapa daerah entah itu saat sepakbola,tawuran gengster atau demonstrasi. Secara ilmiah hal ini juga akan berkaitan dengan perilaku "otak primitif" Yang akan mana akan memicu reaksi yang terhadap sesuatu hal terjadi seketika mau dilapangan.biasanya usia remaja yang  otaknya belum dewasa yang masih tidak memiliki pola otak prikitif, ini namun tidak diindonesia orang usia dewasa pun tak nampaknya masih memiliki otaknya yang primitif.

                  Persepakbolaan tanah air sudah banyak sekali mengorbankan nyawa salah satunya adalah tragedi di Kanjuruhan. Hal yang seperti itu kebanyakan didasari oleh rasa benci terhadap suporter tim lawan hal tersebut tidak dibenarkan dalam agama maupun negara karena kita semua akan bersaudara maka tidak boleh ada rasa benci diantara kita. Pemerintahan harus bertindak tegas karena jangan samapai ada fenomenal mati konyol seperti itu lagi sepak bola itu adalah hiburan hiburan bukan tempat perang,Jika Indonesia masih menjadi tempat perang maka liga tidak kopetensi lebih baik dibubarkan saja karena memegang potensi rusuh tidak bisa dihilangkan dari mentalitas suporter indonesia. 


Postingan populer dari blog ini

Kisah sukrosono dan sumantri